Menurut dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dr Siselia Titis Iramawati, batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. Jika ada benda asing yang masuk ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Tapi, batuk juga bisa karena gejala dari suatu penyakit tertentu. Dalam jalan udara di tenggorokan ada banyak rambut getar yang terus bergerak dan berfungsi untuk menyapu bersih benda-benda asing yang masuk.
''Tenggorokan adalah tempat untuk menelan makanan. Tapi, ada juga saluran tenggorokan yang menuju ke usus dan pernapasan. Jika kita makan nasi, misalnya, lalu ada butiran yang masuk ke saluran napas, maka secara refleks kita akan batuk. Tujuannya untuk mengeluarkan benda asing tersebut,''
Penyebab batuk bisa bermacam-macam. Misalnya akibat radang tenggorokan, radang paru-paru, sinusitis, alergi, asap rokok, dan sebagainya. Pada sinusitis lendir pada hidung akan turun ke bawah yang menimbulkan gatal-gatal pada tenggorokan sehingga menimbulkan batuk. Sedangkan radang-radang paru-paru misalnya penyakit TBC.
''Penyakit asma biasanya juga akan disertai batuk. Misalnya jika penderita asma terkena udara dingin, maka asmanya akan kambuh. Dan itu biasanya akan disertai dengan batuk,'' jelasnya lagi.
Asap rokok juga bisa menyebabkan batuk. Apabila seseorang merokok, maka bulu getar pada tenggorokan tidak dapat berfungsi maksimal untuk mengusir benda asing yang masuk. Akibatnya terjadi infeksi dan menimbulkan dahak di dalam saluran pernapasan. Akibat lebih jauh, orang tersebut akan batuk secara refleks untuk melindungi dan membersihkan jalan udara yang masuk.
Seperti dikutip dari Childhealthguide, Rabu (28/4/2010) ada empat jenis batuk yang berbeda yang dapat dibedakan dari suaranya dan gejala lain, yaitu
Batuk kering
Batuk kering biasanya terjadi jika disebabkan oleh adanya infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu hidung dan tenggorokan seperti pilek atau flu. Jenis batuk ini biasanya akan memburuk jika anak berada di ruang yang hangat atau saat anak sudah tidur.
Tapi terkadang batuk kering bisa menjadi tanda awal infeksi saluran pernapasan bawah seperti bronchiolitis, peradangan saluran udara kecil di paru-paru atau pneumonia. Penyebab lainnya adalah terkena paparan asap rokok atau iritasi serupa.
Batuk sesak (croup)
Anak-anak yang mengalami batuk seperti ini memiliki bagian trakea atas yang bengkak akibat dari infeksi virus. Pembengkakan yang terjadi di bawah pita suara membuat suara batuk seperti menggonggong, sehingga nada suara yang timbul cenderung tinggi terutama saat napas masuk.
Batuk dengan suara nafas yang keras, seperti ada lendir di dalam dada. Suara yang timbul adalah akibat dari pembengkakan di sekitar pita suara (pangkal tenggorokan) dan batang tenggorokan. Biasanya disebabkan oleh virus.
Batuk berdahak
Batuk jenis ini dikarenakan adanya cairan sekresi dan lendir di saluran pernapasan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru). Penyebab umumnya adalah infeksi dan asma. Biasanya batuk yang terjadi berguna untuk menghilangkan cairan tersebut dari saluran pernapasan.
Anak-anak yang sudah lebih tua akan lebih mudah mengeluarkan lendir ini, tapi anak yang masih kecil cenderung untuk menelannya. Lendir yang tertelan ini dapat menimbulkan sakit perut dan lendir ini bisa muncul dalam muntahan atau kotoran si kecil.
Batuk rejan
Anak yang mengalami batuk rejan biasanya ditandai dengan frekuensi batuk yang cepat dan parah atau disebut dengan pertusis. Saat anak bernapas dalam-dalam, terkadang menimbulkan suara rejan diantara batuknya dan semakin memburuk saat malam hari. Jika batuknya sangat parah bisa membuat wajah anak membiru akibat kekurangan oksigen sementara.
Untuk mencegah jenis batuk ini, anak-anak bisa diberikan vaksinnya. Namun vaksinasi belum tentu dapat melindungi anak dari batuk rejan 100 persen. Tapi anak yang tidak divaksinasi menjadi lebih rentan terhadap infeksi dari orang dewasa atau remaja karena kekebalan tubuhnya belum maksimal.
Tips Memilih Obat Batuk
Sebelum menentukan obat batuk apa yang akan digunakan, terlebih dahulu harus dikenali jenis batuknya. Ini penting agar obat yang dikonsumsi tidak salah.Jika seseorang menderita batuk berdahak, yang harus diminum adalah obat batuk ekspektoran. Obat batu jenis ini berfungsi untuk menekan agar dahak bisa keluar. Maka, jangan sampai memilih obat batuk antitusif yang berfungsi menekan batuk. Sebab jika mengonsumsi obat batuk jenis antitusif dahaknya justru tidak bisa keluar, bahkan bisa menimbulkan infeksi paru.
Sebaliknya, penderita batuk kering harus memilih obat batuk antitusif. Kalau dia minum obat batuk ekspektoran, maka batuknya tidak akan sembuh, bahkan bisa mengakibatkan batuk berdarah.
Dosis obat juga harus diperhatikan. Dosis yang tepat sesuai dengan aturan akan memudahkan penyembuhan penyakit. Sebaliknya, jika dosis kurang atau berlebih, batuk bisa tidak kunjung sembuh.
Saat ini banyak beredar obat batuk di pasaran. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat batuk sebagai berikut:
1. Pilih obat batuk yang komponennya spesifik. Saat ini banyak obat batuk yang mengandung ekspektoran untuk memecah lendir tapi sekaligus untuk menekan batuknya. Obat batuk akan efektif jika kegunaannya spesifik.sumber
2. Pilih obat batuk yang memiliki efek samping sekecil mungkin. Ini penting untuk mengurangi risiko efek samping yang tidak diinginkan untuk pemakaian jangka panjang.
3. Jika menginginkan untuk pemakaian jangka panjang, kemasan obat batuk yang besar bisa menjadi pilihan. Yang harus diperhatikan adalah dosisnya harus tepat, khususnya untuk anak-anak.
4. Perhatikan tanggal kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan obat batuk. Tanggal tersebut menunjukkan sampai kapan obat batuk efektif dikonsumsi untuk meredakan.
5. Pilih obat batuk yang memiliki nomor registrasi dari Departemen Kesehatan (Depkes) sebab itu menunjukkan bahwa obat batuk tersebut telah disetujui oleh Depkes untuk beredar di pasaran.
0 komentar:
Posting Komentar